Senin, 20 Januari 2014

Perlunya Penanaman Nilai Sejak Dini


Tantangan yang dihadapi dunia pendidikan saat ini dan di waktu yang akan datang merupakan persoalan yang rumit, mulai dari konflik peperangan yang menciderai dan melukai rasa damai, juga banyak sekali menimbulkan dampak-dampak yang menyengsarakan kehidupan umat manusia. Hal ini disampaikan Wakil Mendikbud Bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, pada acara perayaan Natal 2013 dan tahun baru 2014,   di  Plasa Insan Berprestasi Kemdikbud, Jakarta, Jumat (17/1/2014).

Wiendu mengatakan, di era reformasi ini kadang kala menimbulkan keprihatinan kita bersama, yang dihadapkan pada situasi dan tantangan serta berbagai macam kasus, mulai dari masalah korupsi, pertentangan antar kelompok dan golongan, penistaan terhadap kelompok minoritas, pencurian dengan kekerasan, kejahatan seksual, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, perusakan maupun perkelahian massa, aksi terorisme, dan sebagainya.

“Gejala-gejala ini merupakan suatu tindakan yang dapat menjurus secara horizontal dan mengancam disintergrasi bangsa, juga melukai hidup berdamai, bermartabat dalam keutuhan berbangsa dan bernegara,” imbuh Wiendu. Ia menegaskan, karena itulah pentingnya ditanamkan sejak dini nilai-nilai moral dan agama pada setiap anak didik dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Wiendu berharap, melalui penanaman nilai yang dimulai sejak dini kita lakukan bersama-sama, kelak di kemudian hari akan terbentuk watak dan karakter yang berbudaya damai, saling menhargai, dan menghormati antar sesama, saling tolong menolong, serta bekerjasama dalam berbagai macam kehidupan berdampingan secara harmonis dan damai. Perkembangan pendidikan yang berbudaya, dan mencerdaskan bangsa, merupakan hal yang sangat strategis bagi berlangsungnya pondasi untuk menuju bangsa Indonesia yang unggul di masa datang.


“Pengembangan ini terus menerus dilakukan melalui berbagai macam perencanaan yang baik, pendekatan pembelajaran yang efektif, serta dilakukan secara bersama-sama antar warga, baik melalui keluarga, satuan pendidikan formal dan nonformal, serta masyarakat yang dipelopori dengan ketauladanan dari berbagai tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pemimpin di lingkungan sekitarnya,” imbuh Wiendu.(Seno Hartono)

Sumber : http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/2037

0 komentar:

Posting Komentar