Tantangan yang dihadapi dunia pendidikan saat ini dan di waktu yang akan datang merupakan persoalan yang rumit, mulai dari konflik peperangan yang menciderai dan melukai rasa damai, juga banyak sekali menimbulkan dampak-dampak yang menyengsarakan kehidupan umat manusia. Hal ini disampaikan Wakil Mendikbud Bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, pada acara perayaan Natal 2013 dan tahun baru 2014, di Plasa Insan Berprestasi Kemdikbud, Jakarta, Jumat (17/1/2014).
Wiendu mengatakan, di era reformasi ini kadang kala
menimbulkan keprihatinan kita bersama, yang dihadapkan pada situasi dan
tantangan serta berbagai macam kasus, mulai dari masalah korupsi, pertentangan
antar kelompok dan golongan, penistaan terhadap kelompok minoritas, pencurian
dengan kekerasan, kejahatan seksual, penyalahgunaan obat-obatan terlarang,
perusakan maupun perkelahian massa, aksi terorisme, dan sebagainya.
“Gejala-gejala ini merupakan suatu tindakan yang dapat
menjurus secara horizontal dan mengancam disintergrasi bangsa, juga melukai hidup
berdamai, bermartabat dalam keutuhan berbangsa dan bernegara,” imbuh Wiendu. Ia
menegaskan, karena itulah pentingnya ditanamkan sejak dini nilai-nilai moral
dan agama pada setiap anak didik dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Wiendu berharap, melalui penanaman nilai yang dimulai sejak
dini kita lakukan bersama-sama, kelak di kemudian hari akan terbentuk watak dan
karakter yang berbudaya damai, saling menhargai, dan menghormati antar sesama,
saling tolong menolong, serta bekerjasama dalam berbagai macam kehidupan
berdampingan secara harmonis dan damai. Perkembangan pendidikan yang berbudaya,
dan mencerdaskan bangsa, merupakan hal yang sangat strategis bagi
berlangsungnya pondasi untuk menuju bangsa Indonesia yang unggul di masa
datang.
“Pengembangan ini terus menerus dilakukan melalui berbagai
macam perencanaan yang baik, pendekatan pembelajaran yang efektif, serta
dilakukan secara bersama-sama antar warga, baik melalui keluarga, satuan
pendidikan formal dan nonformal, serta masyarakat yang dipelopori dengan
ketauladanan dari berbagai tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pemimpin di
lingkungan sekitarnya,” imbuh Wiendu.(Seno Hartono)
Sumber : http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/2037
0 komentar:
Posting Komentar